Sabtu, 08 Oktober 2011

Pengetahuan dan pendidikan Ibu Tentang Balita

iklan1
Pengetahuan dan pendidikan Ibu Tentang Balita:
Pembangunan kesehatan dilaksanakan berlandaskan pada kemampuan dan kekuatan sendiri suatu bangsa, dalam mengatasi masalah-masalah kesehatannya sehingga setiap upaya kesehatan yang dijalankan harus mampu membangkitkan dan mendorong peran serta masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatannya.  Pada masa otonomi daerah salah satu strategi yang harus dijalankan adalah empowerment atau pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah peningkatan prakarsa dan terbangunnya kemandirian kolektif masyarakat yang bermuara menumbuhkan masyarakat madani (civil society) dan menciptakan peluang untuk ketahanan berlanjut (sustaining capacity) bagi masyarakat (Konsep Pengembangan Posyandu Plus, 1999).
Dengan program pembangunan kesehatan, maka pemerintah mencanangkan Indonesia Sehat 2010, yang salah satu sasaranya adalah menurunkan Angka Kematian Balita (AKABA). Angka Kematian Balita (0-< 5 tahun) adalah  jumlah kematian anak umur 0-< 5 tahun per 1000 kelahiran hidup. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan. Estimasi angka kematian balita di Indonesia yang dihitung dari data Badan Pusat Statistik menunjukan penurunan yang cukup berarti pada tahun 1995 angka kematian balita (AKABA) adalah 75 per 1000 kelahiran hidup, pada tahun 1997 angka kematian balita (AKABA) adalah 43 per 1000 kelahiran hidup.  Menurut hasil SDKI 2002-2003 angka kematian balita 64 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini belum mencapai target 58 per 1.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Propinsi Lampung, 2005).
Pada tahun 1983,  berdasarkan Instruksi bersama Menteri Kesehatan dan Kepala BKKBN No. 06/Menkes/Inst/1981-22/HK010/1981 dan No. 264/MenkesInst/ VI/1983-26/HK-011/E-3/1983, bentuk keterpaduan pelayanan KB-Kesehatan mulai dioperasionalkan. Ditingkat desa, kegiatan keterpaduan KB-Kesehatan diwujudkan dalam bentuk Pos Pelayanan Terpadu atau lebih dikenal dengan Posyandu (Konsep Pengembangan Posyandu Plus, 1999).
Posyandu adalah suatu forum komunitas alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini.  Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana  (Nazrul Effendi, 1998).  Posyandu dikembangkan dari pos-pos pelayanan yang telah ada, yang dikelola oleh masyarakat sendiri, seperti pos penimbangan balita, pos KB, dan pos Imunisasi (Konsep Pengembangan Posyandu Plus, 1999).
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2004, jumlah Posyandu mencapai 242.124 unit, namun hanya 40% yang menjalankan fungsinya dengan baik. Ini mengakibatkan cakupan Posyandu masih rendah, cakupan untuk balita di bawah 50% (www.google.com, Harian Kompas, 8 September 2005). aJumlah Posyandu yang telah berhasil diaktifkan kembali kini mencapai 42.221 unit di seluruh tanah air (www.google.com, Pidato Kenegaraan Presiden RI, Jakarta, 16 Agustus 2006).

Tidak ada komentar: